Kuliah pakar ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi Bidang Pendidikan, dimana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam mengundang
para pakar yang ahli di bidangnya
untuk menyampaikan materi penguatan kepada mahasiswa. Antusiasme peserta
terlihat dari jumlah peserta yang hadir. Dalam kegiatan ini turut dihadiri oleh
sebagian besar Dosen
FEBI UIN Alauddin.
Mengawali kegiatan, Dekan FEBI Prof. Dr. Abustani Ilyas,
M.Ag memberikan sambutan sekaligus membuka acara. Dalam sambutannya beliau
mengatakan. ”Kita patut bersyukur atas kedatangan Prof. Dr. Hafid Abbas yang
telah meluangkan waktunya untuk datang ke FEBI, berbagi ilmu bersama kita semua. Saya harap untuk
semua peserta bisa menyimak dengan baik materi yang akan disampaikan oleh
beliau dan mendiskusikan dari pemaparan yang akan disampaikan nantinya”.
Prof. Dr. Hafid Abbas di
awal materinya menyampaikan kita perlu bangga menjadi orang
Bugis/Makassar, karena
banyak dari orang-orang Bugis/Makassar yang telah berkorban dalam
mempertahankan Republik Indonesia. Beliau juga mengatakan menurut Bank Dunia,
Indonesia bisa bubar karena beberapa faktor, yakni: pertama, adanya
ketidakadilan, kedua, mayoritas penduduk Indonesia berpendidikan rendah,
ketiga, uang yang beredar tidak
menjangkau UMKM, keempat, tidak adanya persiapan tabungan.
“Untuk
menyelamatkan bangsa ini, kita dapat mengadopsi beberapa skenario kebijakan
dari beberapa pemimpin negara lain, seperti di Afrika Selatan, sebagaimana yang
dilakukan oleh Nelson Mandela membuat pemerataan dengan semangat keadilan dan
program-program yang mendahulukan kulit hitam, di Indonesia bisa kita
mendahulukan orang-orang miskin dalam pembuatan program.” Lanjutnya.
Di akhir
kegiatan dilakukan sesi diskusi antara peserta dan pemateri. Pada closing
statement guru besar FIP
UNJ ini mengutip perkataan Presiden Soekarno “Gantungkan
cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh,
engkau akan jatuh di antara bintang-bintang. Artinya jangan pernah minder
untuk bermimpi besar.”
Kontributor:
Trisno Wardy Putra
Editor:
Farid Fajrin